Garut |
Masyarakat
mengenal ubi garut dengan istilah yang berbeda-beda, di Jawa ada yang menyebut
angkrik, arus, erus, sedangkan di daerah Sunda dikenal dengan nama patat atau
sagu (Widowati et al. 2002) Di Malaysia disebut ubi bemban, Batak: Sagu
Ban-ban, Nias: Saku Ndrawa, Minang: Sagu larut, Bali: Krarus, Minahasa: Tawang,
Gorontalo: Labia Walanta
|
Pengujian in vitro terhadap ekstrak umbi garut segar terbukti dapat
menstimulasi pertumbuhan B.longum dan
Lactobacillus G3, sekaligus mampu
menekan pertumbuhan S.typhimurium,
B.cereus dan E.coli (Kusnandar
dkk., 2007). Secara in vivo, pemberian diet tepung garut
pada tikus terbukti dapat meningkatkan populasi Lactobacilli pada saluran pencernaan tikus (Kumalasari,2009).
Komposisi
Zat Gizi Tepung Garut
Komponen
|
Jumlah
|
Air, %wb
Abu, %db
Protein, %db
Lemak, %db
Amilosa, %db
Serat Larut, %db
Serat Tak Larut, %db
Oligosakarida rafinosa, ppm
Oligosakarida laktulosa, ppm
|
11,9
0,58
0,14
0,84
25,94
5,03
8,74
396,88
270,84
|
Sedangkan Pati garut dapat digunakan sebagai bahan penambah
nafsu makan (stomachica), anti-radang (anti-inflammatory), dan
sebagai penguat (tonik), obat diare, radang sendi, radang usus, penambah asam
lambung, mengatasi keputihan, biang keringat, digigit serangga, jerawat atau
flek hitam.
0 comments:
Post a Comment